769BDFFF7186813647258B780030FCDE

Budaya minum wine di Tanah Air, mungkin memang belum terlalu banyak orang ketahui.

Budaya minum wine di Tanah Air, mungkin memang belum terlalu banyak orang ketahui. Meski demikian, tradisi ini sebenarnya cukup familiar bagi beberapa kalangan, khususnya bagi para penggemar minuman wine itu sendiri. Saat menikmati wine, akan terasa lebih nikmat saat dipadukan bersama menu makan malam. Oleh sebab itu, sering sekali terdengar event atau kegiatan bertajuk 'wine dinner'.

 

 

Pada moment wine dinner, umumnya wine (baik yang putih ataupun merah) akan dipadukan (pairing) dengan makanan berkonsep Barat. Mulai dari steak, pasta, seafood, dan menu lainnya yang dimasak dengan bumbu yang tidak terlalu kuat. Saat menikmati paduan wine dan makanan, teorinya adalah menikmati menu berdaging putih atau seafood maka cocoknya dipadukan dengan white wine (anggur putih). Sebaliknya, jika sedang menikmati menu berdaging merah maka paling tepat dipadukan dengan red wine (anggur merah).

Teori itu tak sepenuhnya salah, namun juga tidak 100 persen benar. Apalagi seiring dengan perkembangan zaman dan variasi menu yang semakin meluas. Wine yang awalnya lebih umum disandingkan dengan menu bergaya Barat saja, maka kini pun mengalami perkembangan untuk dikolaborasikan dengan hidangan khas Indonesia yang identik dengan citarasanya yang medok dan kaya akan bumbu. Seperti yang baru saja dilakukan oleh Jaddi Academy yang menggelar kegiatan bertajuk 'Wine & Media' pada 25 Juli 2024 lalu.

Pada moment itu, Jaddi Academy menggelar Indonesia wine food pairing bersama para media yang berlokasi di VIN+ Kemang, Jakarta Selatan. Kegiatan ini dilakukan oleh Jaddi Academy sebagai bagian dari upaya untuk menjawab pertanyaan publik mengenai padu padan wine dengan hidangan tradisional Indonesia. Ada lima tipe wine berbeda yang dihadirkan saat itu. Kelima wine itu adalah Segura Viudas, Brut Reserva dari Spanyol; Deakin Estate, Sauvignon Blanc daru Australia; Concha Y Toro, Frontera, Late Harvest dari Chile; Irony, Nappa Valey, Pinot Noir dari Amerika; dan Regal, Le Cabernet Sauvignon dari Prancis.

 

 

Tak sendirian, beragam wine itu pun dinikmati bersama dengan ragam hidangan tradisional Indonesia. Mulai dari menu Asinan Sayur, Semur Ayam, Rawon Sapi, Bebek bumbu Bali, hingga Rendang Sapi dan Semur ayam. Sebelum memadukan wine dengan beragam makanan itu, seluruh tamu undangan diajak mencicipi wine dengan rasa dasar, asin melalui garam, manis dari gula, dan asam yang berasal dari jeruk nipis. Menariknya, citarasa wine yang dipadukan dengan 3 rasa dasar itu bisa merubah rasa dari winenya.

Setelah bisa membedakan, kegiatan pun dilanjutkan dengan memadukan aneka wine dengan makanan Indonesia yang sudah disiapkan. Terasa seru dan sangat menarik karena citarasa setiap wine itu bisa berubah saat dipadukan dengan jenis makanan berbeda. Ada perubahan rasa yang tidak menyenangkan dan tentu saja menyenangkan saat memadukan aneka wine itu dengan hidangan yang disajikan. Perjalanan pairing ini pun kian membuka wawasan untuk memadukan wine dengan aneka makanan untuk menhadirkan sensasi rasa yang luar biasa.

"Program Indonesia wine and food pairing adalah salah satu program yang diselenggarakan oleh Jaddi Academy sebagai lembaga yang baru saja terbentuk di Jakarta. Diharapkan dengan establish nya Jaddi Academy di Jakarta bisa memberikan kontribusi pada peningkatan pengetahunan wine and spirit bagi mereka yang bergerak di industry hospitality and juga memberikan wawasan yang lebih luas bagi para wine enthusiast,” ungkap Kertawidyawati selaku Founder dan Head of Jaddi Academy yang memandu kegiatan itu.