Dibuka untuk publik tanpa biaya masuk, acara ini menghadirkan lebih dari 10 produsen Sake, termasuk nama-nama besar seperti Dassai, Born, Gekkeikan, Nabeshima, hingga berbagai jenis Shochu, Soju, Beer, dan Whisky dari portofolio global Jaddi Internasional.
Berbeda dari banyak festival yang fokus pada konsumsi, Sake Festival 2025 mengusung pendekatan edukatif. Pengunjung akan dipandu untuk memahami metode mencicipi Sake yang setara kompleks dengan wine tasting: mulai dari analisis kejernihan, aroma, tekstur, hingga keunikan aftertaste. Istilah seperti karakuchi (kering), umami (gurih), dan nigami (pahit) akan diperkenalkan, membuka wawasan baru tentang bagaimana rasa dan budaya Jepang berpadu dalam satu cawan.
Menurut Susan Halim, Brand Manager Sake dari PT Jaddi Internasional, festival ini ditujukan untuk memperkenalkan keanekaragaman rasa dan gaya produksi Sake kepada masyarakat Indonesia, serta menjadikannya sebagai medium dialog antara budaya Jepang dan penikmat minuman berkelas di tanah air.
“Kami ingin lebih dari sekadar menyajikan produk. Festival ini adalah ajakan untuk memahami filosofi di balik setiap jenis Sake—dari bahan baku hingga pengalaman sensorik. Ini juga bagian dari upaya kami membangun pasar yang lebih cerdas dan berbudaya terhadap minuman alkohol,” ungkap Susan.
Sake Festival menjadi perpanjangan dari misi besar Jaddi Internasional, yaitu mengembangkan pasar minuman beralkohol secara berkelanjutan dan berpendidikan. Melalui Jaddi Academy, yang didirikan sebagai pusat edukasi sejak 2010, perusahaan menyediakan pelatihan dari level dasar hingga program sertifikasi internasional, termasuk wine pairing, pengenalan varietas anggur dunia, dan kini, seni mencicipi Sake.
Dipimpin oleh Kertawidyawati, seorang WSET Certified Educator, Jaddi Academy telah mengubah pendekatan terhadap wine dan minuman beralkohol dari yang sekadar gaya hidup menjadi disiplin ilmu dan seni apresiasi.
“Dengan pendekatan edukatif, kami ingin menumbuhkan komunitas yang tidak hanya mengonsumsi, tetapi juga mengerti dan menghargai tradisi serta kualitas di balik produk-produk ini,” kata Widya.
Sejak memperoleh izin resmi sebagai importir minuman beralkohol pada 2010, Jaddi Internasional menjadi salah satu perusahaan lokal yang berperan penting dalam membentuk ekosistem minuman premium di Indonesia, terutama di kanal horeka (hotel, restoran, kafe). Melalui acara seperti Sake Festival, Jaddi ingin memperluas pemahaman publik, sekaligus mematahkan stigma terhadap alkohol sebagai sekadar konsumsi hiburan, dan lebih kepada sarana eksplorasi budaya dan rasa.
Selain Sake, perusahaan juga membawa produk unggulan seperti whisky Caedo, Kanasuke, Kirin beer, hingga whisky Skotlandia Tullibardine, menjadikan portofolionya salah satu yang paling lengkap dan kuratif di Indonesia.
Sake Festival bukan hanya untuk para pencinta minuman beralkohol, tapi juga penggiat budaya, profesional F&B, dan siapa saja yang tertarik akan eksplorasi rasa dan tradisi. Dengan format inklusif dan non-komersial, festival ini menghadirkan kesempatan langka untuk berinteraksi langsung dengan para produsen dan brand ambassador dari Jepang, mendapatkan edukasi langsung dari sumbernya, serta menjalin relasi lintas industri.
Sake Festival 2025 adalah contoh bagaimana minuman bisa menjadi media edukasi, ekspresi budaya, sekaligus pengalaman sensorik yang berharga. Bagi Jaddi Internasional, acara ini adalah langkah strategis untuk membangun kesadaran pasar yang lebih cerdas, lebih terbuka, dan lebih menghargai kualitas.
Dengan kombinasi produk unggulan, edukasi berbobot, dan akses publik yang terbuka, festival ini diproyeksikan menjadi agenda tahunan yang memperkaya lanskap event minuman berkelas di Indonesia.